Togel, judi gelap yang bergelimang nikmat dan dosa yang saling berkelindan, sekaligus menjadikannya sebagai salah satu judi paling populer se-Indonesia.
Dosa-dosa dan hal-hal negatif pada togel, untuk saat ini marilah kita endapkan terlebih dahulu. Togel sebagai judi mungkin memang salah. Namun, bagaimana jika togel ternyata merangsang seseorang untuk mempelajari ilmu-ilmu seperti matematika dasar, membaca tanda, dan tafsir? Bukankah togel tidak hanya menjadi sesuatu yang buruk dan terkutuk? Lantaran ia ternyata juga mengandung hal-hal baik.
Nah, dalam tulisan kali ini, saya tidak ingin berlaku tidak adil terhadap togel dan para pemainnya. Mungkin memang benar jika sebagian dari pemburu togel itu adalah orang-orang kurang kerjaan yang tolol dan tidak memiliki masa depan. Namun, kita jangan lupa dengan sebagian yang lain bahwa ternyata mereka sebenarnya juga adalah orang cerdas yang secara tidak langsung menguasai Matematika, Semiotika, dan Hermeneutika.
Para pembaca yang budiman mungkin menganggap bahwa tulisan ini ngawur. Namun tunggu dulu, izinkan saya menjelaskan.
Para pemburu togel adalah seorang yang ahli dalam bidang Matematika, minimal mereka mengerti matematika dasar kali bagi tambah kurang. Namun, tak jarang ada yang paham dengan rumus-rumus rumit algoritma, bahkan menemukan rumus sendiri untuk mencari dan menentukan angka yang paling ideal.
Tak hanya itu, dalam kehidupan sehari-hari seorang pemburu togel yang masuk pada level keranjingan akut, akan melihat dunia dan alam semesta sebagai himpunan angka-angka yang tak terbatas. Jika Derrida dengan dekonstruksinya mengatakan bahwa dunia dan seisinya adalah teks, sohibul togel menganggap bahwa seluruh dunia dan seisinya adalah sekumpulan angka-angka, seperti dunia matriks atau dunia digital.
Daun kering yang jatuh, ia lihat sebagai angka-angka indah yang luruh. Ampas kopi di dasar gelas ia bayangkan sebagai angka-angka yang sedang menari minta dituliskan, diabadikan. Aliran napas yang berembus adalah kerumunan angka-angka kecil yang sedang berembus mesra dan kan membelaimu cinta.
Semiotika secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tanda. Seorang pemburu togel tidak dimungkiri lagi dalam waktu-waktu tertentu memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap tanda. Mereka memiliki sistem tanda tersendiri untuk menghitung dan memahami suatu tanda akan segala sesuatu.
Mereka tidak hanya peka dalam memahami tanda yang ada di dunia nyata seperti kecelakaan, membaca ampas kopi, memperkirakan dan memprediksi angka-angka, merasakan embusan angin sebagai embusan angka-angka. Namun, mereka juga mengambil tanda dari dunia mimpi. Mimpi sejelek dan sebagus apa pun. Bagi mereka, semua itu adalah perihal tanda dan angka. Jika sudah seperti itu, mereka mau tidak mau masuk ke dalam tingkatan ilmu selanjutnya, yakni Ilmu Tafsir.
Secara sederhana, Hermeneutika adalah seni tafsir. Kalau di dalam konsep Semiotika Pierce ada yang namanya interpretan sebagai proses terakhir dalam semiosis, dan ada konsep konotasi dalam konsep semiologi Barthes, maka Hermeneutika adalah proses rekonstruksi makna, dan pemaknaan. Atau sederhananya kita sebut sebagai ilmu tafsir.
Para pemburu togel juga bisa mendapatkan angka melalui tafsir mimpi. Mimpi yang dialami oleh mereka secara umum memang bisa ditafsiri secara arbitrer. Akan tetapi, kemudian mimpi ini kemudian diolah, dengan merujuk pada kitab tafsir mimpi khusus yang menjadi pegangan bagi sohibul togel. Lantaran di dalam kitab tafsir mimpi khusus ini sudah tersedia begitu banyak referensi tentang mimpi, dari yang paling umum sampai yang paling absurd dan aneh, beserta angka-angka pasti yang berkaitan dengan mimpi-mimpi yang dialami.
Jadi, sebenarnya para pemburu togel itu tidak tahu kalau dirinya tahu dan sudah menggunakan ilmu-ilmu Matematika, Semiotika, dan Hermeneutika dalam proses pencarian angka ajaib yang mereka geluti sehari-hari.
Sumber :
Tidak ada komentar