MENU Sabtu, 25 Okt 2025

3 orang tewas setelah massa membakar gedung DPRD Indonesia di tengah aksi protes selama seminggu

waktu baca 4 menit
Jumat, 24 Okt 2025 15:25 0 3 slainanatsyasiregar

3 orang tewas setelah massa membakar gedung DPRD Indonesia di tengah aksi protes selama seminggu

Liga335 – Massa yang marah membakar gedung DPRD di ibu kota provinsi Indonesia, menyebabkan sedikitnya tiga orang tewas dan lima lainnya dirawat di rumah sakit, kata para pejabat.
Kebakaran di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, terjadi pada Jumat malam.
Laporan televisi menunjukkan gedung dewan provinsi terbakar semalaman, menyebabkan area tersebut berubah warna menjadi oranye.

BACA LEBIH LANJUT: Ketegangan meningkat di Serbia ketika pengunjuk rasa yang marah bentrok dengan polisi dan membakar kantor partai. Tim penyelamat mengevakuasi tiga jenazah pada Sabtu pagi, sementara lima orang dirawat di rumah sakit karena luka bakar atau patah tulang setelah melompat dari gedung, kata Fadli Tahar, pejabat bencana setempat.
Para pengunjuk rasa di kota Bandung, Jawa Barat, juga membakar gedung DPRD pada hari Jumat, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, pengunjuk rasa menyerbu markas polisi setelah menghancurkan pagar dan membakar kendaraan.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air, namun para demonstran membalas dengan kembang api dan pentungan kayu.
Kedutaan besar asing di Jakarta, termasuk AS, Australia, dan negara-negara Asia Tenggara, telah menyarankan warganya di Indonesia untuk menghindari area demonstrasi atau pertemuan publik dalam jumlah besar.

Suasana kembali tenang di ibu kota Indonesia pada hari Sabtu ketika pihak berwenang membersihkan mobil-mobil yang terbakar, kantor polisi dan halte bus yang dibakar oleh pengunjuk rasa yang marah.
Protes selama lima hari dimulai di Jakarta pada hari Senin, dipicu oleh laporan bahwa 580 anggota parlemen menerima tunjangan perumahan bulanan sebesar 50 juta rupiah ($3,075) di samping gaji mereka.
Tunjangan yang diperkenalkan tahun lalu ini hampir 10 kali lipat dari upah minimum Jakarta.

Kritikus berpendapat bahwa tunjangan baru ini tidak hanya berlebihan tetapi juga tidak sensitif pada saat kebanyakan orang bergulat dengan melonjaknya biaya hidup dan pajak serta meningkatnya pengangguran.
Protes semakin meluas dan penuh kekerasan setelah kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ride-hailing berusia 21 tahun.
Sebuah video di media sosial yang tampaknya menunjukkan kematiannya dalam rapat umum di ibu kota Jakarta pada hari Kamis mengejutkan negara dan memicu protes terhadap pasukan keamanan.

Kurniawan dikabarkan sedang menyelesaikan pesanan pesan-antar makanan saat terjebak bentrokan.
Saksi mata mengatakan kepada televisi lokal, mobil lapis baja dari Brimob Polri tiba-tiba melaju melewati kerumunan demonstran dan menabrak Kurniawan hingga membuatnya terjatuh.
Bukannya berhenti, mobil itu malah menabraknya.

Pada hari Sabtu, ratusan pengemudi ride-hailing dan pelajar di Bali menggelar demonstrasi solidaritas atas kematian Kurniawan dalam protes yang jarang terjadi di pulau wisata tersebut.
Mereka menyerukan reformasi polisi dan pembebasan mereka yang ditangkap selama protes.
Para pengunjuk rasa berbaris menuju markas besar kepolisian daerah Bali dan polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata ke arah mereka untuk memukul mundur mereka yang mencoba mencapai kompleks yang dijaga ketat.

Para pengunjuk rasa merespons dengan melemparkan batu, botol, dan suar.
Bentrokan antara polisi anti huru hara dan pengunjuk rasa meletus di beberapa kota di Indonesia pada hari Jumat, termasuk di Medan, Solo, Yogyakarta, Magelang, Malang, Bengkulu, Pekanbaru dan Manokwari di wilayah paling timur Papua.
Sekitar 950 orang ditangkap dalam demonstrasi di Jakarta saja pada hari Kamis, menurut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, atau Komnas HAM.

Pihak berwenang mengatakan sekitar 25 petugas dirawat di rumah sakit karena luka serius setelah diserang oleh pengunjuk rasa di Jakarta.
Komnas HAM menilai jumlah korban luka di pihak masyarakat jauh lebih besar.
Amnesty International mengkritik pemerintah Indonesia pada hari Sabtu, dengan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menekan kebebasan berpendapat dengan tindakan keras terhadap protes masyarakat.

“Tidak seorang pun boleh kehilangan nyawa karena menggunakan haknya untuk melakukan protes,” kata Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia.
“Pihak berwenang harus segera dan tanpa syarat membebaskan siapa pun yang ditahan semata-mata karena menjalankan haknya,” katanya.
jurnalis Dita Alangkara dan Achmad Ibrahim di Jakarta, berkontribusi dalam laporan ini.

slainanatsyasiregar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA