DELAPANTOTO – Polemik terkait royalti musik di Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah musisi dan pelaku industri menilai sistem pembagian royalti masih belum merata dan memunculkan ketidakpuasan. Dalam konteks ini, pakar menilai bahwa Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, bisa menjadi figur kunci dalam mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
Polemik Royalti Musik
Masalah utama yang muncul antara lain:
-
Distribusi Royalti Tidak Merata: Banyak musisi kecil merasa pendapatan dari hak cipta musik tidak proporsional dengan pemakaian karya mereka.
-
Transparansi Data Kurang: Penghitungan royalti sering dianggap kurang jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara publik.
-
Birokrasi Panjang: Proses klaim royalti membutuhkan waktu lama sehingga memengaruhi arus kas para musisi.
Peran Dasco
Menurut pakar, Dasco memiliki posisi strategis sebagai Wakil Ketua DPR untuk memediasi berbagai pihak, termasuk:
-
Musisi dan pencipta lagu yang menuntut hak mereka.
-
Lembaga manajemen kolektif yang mengelola royalti.
-
Pemerintah sebagai regulator yang mengatur mekanisme distribusi hak cipta.
Dengan posisi ini, Dasco diharapkan dapat mendorong penyusunan regulasi baru atau revisi aturan yang lebih adil, serta memperkuat mekanisme pengawasan distribusi royalti agar transparan dan akuntabel.
Rekomendasi Pakar
-
Pembentukan Forum Musisi dan Pemerintah secara rutin untuk membahas masalah royalti.
-
Digitalisasi Data Royalti sehingga pemakaian karya musik tercatat secara real-time.
-
Revisi Peraturan yang mengatur hak cipta dan royalti agar lebih jelas bagi seluruh pihak.
Kesimpulan
Pakar menilai Sufmi Dasco Ahmad bisa menjadi figur kunci dalam menyelesaikan polemik royalti musik di Indonesia. Dengan peran mediasi dan pengaruhnya di DPR, diharapkan tercipta sistem pembagian royalti yang adil, transparan, dan mampu mendorong pertumbuhan industri musik nasional.
Sumber: lintasindonesai.co.id
Tidak ada komentar